Minggu, 17 Juli 2011

Bbuddah... Hoga Terra Baap (2011), Film laga Hindi dengan citarasa India Selatan

Sutradara: Puri Jagannadh
Pemain:  Amitabh Bachchan, Hema Malini, Minissha Lamba, Sonal Chauhan, Raveena Tandon…… Special Appearance, Neha Sharma, Sonu Sood, Prakash Raj, Charmi, Mahie Gill, Makrand Deshpande, Shahwar Ali, Rajeev Mehta, Rajeev Varma, Vishwajeet Pradhan, Atul Parchure
Produksi: Viacom 18 Motion Pictures, A B Corp
Durasi: 115 menit
Genre: Aksi, drama, komedi

Polisi ACP Karan (Sonu Sood) menjadi musuh baru bagi pemimpin Mafia Mumbai Kabir Bhai (Prakash Raj) setelah menangkap pelaku bom yang di otakinya. Kabir kemudian menggunakan jasa penembak jitu Profesional veteran Vijju (Amitabh) yang datang untuk menunaikan tugas terakhirnya.

Pesona dan kharisma Vijju menarik perhatian dua gadis muda Amrutha (Charmee), Tanya (sonal Chauhan) mantan Miss India 2008, Tanya yang kemudian disukai oleh Karan dan Charmee yang ternyata ibunya (Raveena Tandon) ada hubungan lama dengan Vijju. Terungkap kemudian bahwa Vijju ternyata berusaha melindungi Karan yang ternyata anaknya dengan Sita (Hema Malini)

Film yang menjadi box office nomor dua setelah Delhi Belly ini menampilkan film Hindi yang menurut saya beraroma kuat film-film India Selatan yang sering menampilkan aktor uzur sebagai bintang utama yang mendominasi isi cerita dan mengeluarkan kharisma hingga menarik aktor wanita yang bahkan masih muda belia. Memang kharisma aktor ini luar biasa kalau anda penggemar beliau film ini begitu memuaskan anda namun untuk sebuah film secara keseluruhan terlihat biasa dan berlebihan. Menjadikan aktor yang di awal kisah tidak disukai menjadi disukai dalam alurnya. Kisah lama antara Amitji dan Hema serta anaknya tidak dibahas cukup jelas, juga hubungan lamanya dengan Raveena. Peran Karan sebenarnya bisa diolah lebih mendalam untuk tapi sepertinya durasi film ini yang mengikuti arus baru film India yang dipangkas dan tanpa interval nampaknya membuat sutradara lebih menonjolkan kisah balas dendam Vijju atas "kegagalannya" melindungi anaknya meski anda harus menonton hingga akhir untuk memastikan film ini  apakah berakhir bahagia sepenuhnya atau tidak.

Aktor-aktor wanita seakan hanya sebagai pemanis di film ini itupun kalau pemanis tidak diberikan porsi video musik bagi mereka untuk memuaskan penonton yang ingin melihat liukan tubuh indahnya, anda hanya akan diberikan Video Uncle Amitji. Reuni antara Hema dan Amitji juga tidak dimaksimalkan sutradara. Kemunculan kembali Raveena setelah vakum sejak 2006 meskinya dengan kegenitannya, serta Charmee (ini juga debutnya di film  Hindi setelah lebih dahulu terkenal di  film Telugu dan Kannada) harusnya lebih dimaksimalkan sutradara untuk menggali "konflik" mereka berdua yang sama-sama memuja Amitji. Namun adegan yang paling berkesan adalah ketika Vijju membohongi Kabir Bhai bahwa polisi menyerang mereka setelah penembakan atas Karan, tipu-tipu pura-pura Amitji menghadirkan puncak beliau sebagai Hero di film ini dengan adegan yang menggelitik ini. Akhirnya bila anda penikmat Uncle Amitji sila simak film ini bila tidak terlalu sebaiknya pikirkan lagi.

rating : 2,7/5

The Snow White (Tai Tang Klom) 2010, Horor dewasa yang pas dan tidak berlebihan



Sutradara by Sarawut Intaraprom
Pemain Pattaranan Deeratsamee, Nuttapong Chatpong, Prinya Ngamwongwarn, Atiwat Lamgul, Apichaya Mangmeepon, Kapon Tongplub
Genre Horor, drama, dewasa
Durasi 90 menit

Produksi Golden A Entertainment

Dua orang mahasiswa berinisiatif mengambil janin bayi mayat di sebuah rumah sakit dan mengambil darah sang ibu untuk ilmu hitam yang diperoleh info dari sebuah buku misterius di perpustakaan kampus. Keduanya bertujuan berbeda yang pertama Pong (Prinya Ngamwongwarn) untuk memelet para wanita setelah begitu sering ditolak ketika mengajak mereka di klub malam yang kedua Yong (Nuttapong Chatpong) untuk meraih nilai tinggi. Setelah berbagai efek positif diperoleh mereka akhirnya munculah efek samping dari ilmu hitam tersebut berupa teror dari hantu sang ibu dan janin.

Pencurian janin yang diketahui oleh penjaga rumah sakit (Atiwat Lamgul) yang bertunangan dengan perawat Oh (Nannie) yang disibukkan dengan pasien penyakit jiwa yang sering ia bacakan cerita Snow White. Teror juga menimpa sang kekasih membuat sang perawat mencari tahu apa yang terjadi dengan mayat wanita hamil  tersebut.

Film yang sempat ditayangkan di INAFF 2010 ini memang cukup kuat aroma teror-teror menakutkan dari sang hantu juga bayi. Waktu atau momen penempatan teror sang hantu dan bayipun banyak yang mengejutkan seperti saat tangan hantu membantu mengerjakan ujian, atau muncul tiba-tiba saat wanita-wanita korban pelet sedang berasyik-masyuk dengan Pon, juga adegan bayi yang tiba-tiba muncul dalam sajian makanan Yon.


Horor dewasa yang sedang marak di tanah air mengingatkan saya terhadap cukup banyaknya adegan erotik meski tidak terlalu dilebih-lebihkan dan pas penempatannya (sineas horor dewasa Indonesia harusnya mengambil pelajaran dari film ini), pantas di Thailand film ini dirating 18+. Ambisi seseorang ketika direndahkan kadang menjadikan suatu hal tindakan yang diluar batas nalar.  Adegan berdarah-darah juga menghiasi film ini dalam porsi pas tidak sekejam film jagal. Waktu 90 menit juga cukup pas untuk mengelola alur cerita yang dikemas sutradara dalam film ini dan tidak terlalu memberikan waktu yang menjadi sedikit membosankan seperti kebanyakan film Thai yang 2jaman. Porsi dua mahasiswa ini memang seperti hanya pembuka dan tidak terlalu mendominasi film ini karena langkah berikutnya adalah untuk membuka kisah sang penjaga RS dan hantu serta kisah dibalik kematian sang mayat ibu hamil, dosa besar dibalik kenapa sang penjaga perawat dihantui yang akhirnya juga melibatkan sang perawat juga menjadikan film ini menarik di akhir-akhir cerita. Film ini akhirnya menampilkan akhir cerita yang cukup mengejutkan dan menyesakkan.

rating: 3/5




Kamis, 14 Juli 2011

Delhi Belly (2011)



Sutradara: Abhinay Deo
Naskah: Akshat Verma
Pemain: Imran Khan, Kunaal Roy Kapur, Poorna Jagannathan, Vir Das and Shenaz Treasurywala.
Produser: Aamir Khan Productions and UTV Motion Pictures. 
Durasi: 102 minutes

Corat-coret seluloid perdana saya tentang film India yang masih menjadi film terlaris di India sampai data 01/07/11-07/07/11 pendapatan sebesar 35,91,00,000 Rupee (1 rupee setara 191 rupiah). Delhi Belly produksi kedua Aamir Khan Productions setelah Dhobi Ghat yang keluar awal tahun 2011. Masih seperti Dhobi Ghat film ini mengusung tren film Hindi kebarat-baratan tanpa interval di tengah-tengah film, hanya berdurasi 102 menit dan kali ini mengusung tema komedi dewasa namun tak seperti yang pertama masih dibumbui video musik seperti umumnya film India.

Film bercerita tentang Threesome (eh maaf) tiga orang pemuda berbeda profesi Tashi Malhotra (Imran Khan), Nitin Beri (Kunal Roy Kapoor) and Arup (Vir Das) yang tinggal di flat yang sangat kurang persediaan air dan sangat jorok ditunjukkan dengan kecoa di sekitar pizza sisa mereka. Imran yang merupakan keponakan dari Aamir Khan berperan sebagai jurnalis sementara Nitin sebagai fotografer lepas yang hobi menguntit bapak pemilik flat di tempat pelacuran dan memfotonya untuk menghindari uang sewa, serta Arup sebagai desainer grafis yang mempunyai bos yang menyebalkan. Alkisah Vladimir (Kim Bodnia) yang menitipkan paket kepada Sonia (Shenaz Treasurywala) kekasih Tashi dikarenakan teman sonia yang terbiasa sebagai kurir Vladimir berhalangan. Sonia yang tak mengerti apa isi barang tersebut meminta Tashi untuk mengantarkan paket tersebut,  lalu Tashi meminta Nitin untuk mengantarkannya tetapi Nitin berhalangan karena efek "Delhi Belly" alias sakit perut parah akibat jajan Ayam Tika Masala yang penjualnya super jorok. Nitin meminta Arup untuk mengantar sampel (maaf) feses Tashi kepada dokter serta mengantar paket dari Sonia yang kemudian tertukar (Jangan sampai sineas Indonesia membuat karya Tinja yang Ditukar #eh). Paket yang tertukar itu tersampaikan ke Somayajulu (Vijay Raaz) inilah cerita utama yang kemudian membuat serangkaian masalah kepada Threesome tersebut yang menyerempet ke rekan-rekan mereka tentunya karena paket asli dari Vladimir adalah berlian-berlian. 

Alur cerita film ini terangkai begitu cepat tanpa jeda sehingga mudah diikuti. Film ini memang penuh dengan lelucon dewasa namun tenang tak ada hal yang terlalu vulgar memperhatikan bagian tubuh. Namun dengan melihat film ini saya melihat begitu "berkembang" pesat dunia sensor di film India terkhusus film Hindi ketika awal 2000an saja ciuman bibir adalah hal yang terlarang meski memperlihatkan bagian tubuh seksi sudah biasa di film Hindi. Akshat Verma penulis naskah lulusan UCLA (University of California, Los Angeles) ini benar-benar sangat liberal dan membawa aroma guyon dewasa barat ke dalam film ini sehingga film ini lebih cocok untuk usia muda produktif 20-30an tahun serta berbasis masyarakat perkotaan bahkan film ini dominan dengan dialog bahasa Inggris sekitar 80an%. Banyak adegan menarik seperti kejar-kejaran suami yang segera menjadi mantan dari Menaka (Poorna Jaganathan)teman jurnalis Tashi yang juga "selingkuhan" setelah berkelahi di pestanya, adegan kejar-kejaran saat Threesome serangkai dikejar-kejar polisi setelah mengambil kembali paket dari penjual berlian, atau adegan ketika Arup yang ditinggap pacarnya menikah melabrak pesta perkawinan mereka dalam bayangan yang begitu hits dengan kalimat  "this girl has given me blowjob!", atau Nitin yang berBBB ria (Bolak balik boker) maaf.

Kalau dibanding 3 Idiots film ini lebih full comedy tanpa drama. Untuk musik film ini penuh dengan soundtrack yang begitu ngebit dan enak didengar dengan cepat. Adegan kejar-kejaran selalu diiringi lagu rock "Bhaag D.K. Bose" yang menjiwai film ini, atau lagu patah hati Arup "Ja Chudail"   yang digambarkan super lebay yang masih tetap ngerock, jangan pula lewatkan lagu penutup di akhir film ini karena orang dibalik film ini akan menjadi item number song dengan lagu "I hate you (like i love you)" yang berakhir dengan pertanda dibuatnya sekuel film ini yang dikabarkan akan menduetkan ponakan dan paman Imran dan Aamir. Akhir kata pesan saya untuk menonton film ini janganlah membawa keluarga, apalagi anak-anak, bawalah teman pasangan bahkan lebih baik nonton sendiri seperti saya (ngenes) di India film ini diperuntukkan untuk 18+ tapi pengalaman saya menonton film ini ada anak yang sepertinya usia TK nonton film ini saya masih ingat ketika adegan berkelahi Tashi dan suami Manika ekspresinya memperlihatkan ketakutan, namun saya kaget kenapa aunty2 India yang menonton film ini kuat sampai akhir meski tawa lepas lebih saya dengar dari penonton usia muda saya tidak tahu bagaimana perasaan mereka yang saya yakin masih konservatif. 

Saksikan film ini di jaringan Blitzmegaplex sebelum turun layar karena saya cek di twitter dengan search kata kunci film ini di Indonesia tanggapannya masih sepi sekali tapi saya kemarin menonton dengan 20an oran cukup ramai untuk ukuran jam 19 hari kerja dan film India. Saya ingat dulu nonton Dhobi Ghat hanya 2 orang. Semoga film ini sehits 3 Idiots yang laris di Indonesia setelah ramai diperbincangkan di dunia twitter. Maaf tulisan perdana saya ini masih penuh kekurangan mohon bimbingannya terima kasih.

Rating 4/5